Jumat, 06 Juni 2014

Ritual Menuju Kedewasaan di Berbagai Suku

Merdeka.com - Transisi dari anak-anak menuju kedewasaan merupakan saat yang penting dalam kehidupan manusia. Karena itulah masa peralihan ini biasanya disambut dengan pesta, perayaan, atau tradisi khusus. Di negara-negara barat, masa peralihan ini disambut dengan pesta debut. Keluarga mengadakan pesta di mana anak gadis diperkenalkan secara resmi kepada khalayak untuk pertama kalinya. Pesta debut ini menandai diterimanya si anak sebagai anggota masyarakat.

Budaya-budaya di negara lain umumnya memiliki tradisi yang berkonsep serupa. Ritual inisiasi untuk menandai peralihan seseorang dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Tetapi tak selalu diwarnai dengan pesta dan kesenangan, beberapa budaya di dunia menjalankan ritual menyakitkan untuk menyambut kedewasaan. Ada yang harus dipukuli, dicambuk, sampai disayat dengan pisau. Semua itu ditujukan untuk melatih mental dan ketahanan fisik orang yang diinisiasi, sehingga kelak dia bisa menjadi manusia yang kuat dan tabah dalam menjalani cobaan hidup. Tetapi bagi orang-orang dari kebudayaan lain bisa jadi ritual-ritual ini dianggap kejam.

Rabu, 27 November 2013

Khitanan di Era Turki Utsmani

Ritual sunatan atau khitanan selalu ditemui di negara-negara mayoritas berpenduduk Muslim atau negara-negara Islam. Meskipun dipandang termasuk tradisi kuno yang dilakukan sejak zaman Nabi Ibrahim AS, tapi ritual ini menjadi kewajiban bagi setiap pria Muslim yang beranjak balig. Meskipun tak tersurat dalam Alquran, tradisi memotong kulup di alat genital pria ini punya kekhasan masing-masing di tiap wilayah negara Islam.

Kali ini ahli budaya Timur Tengah Prof Nil Sari membahas tradisi sunat di Kerajaan Turki Utsmani. Tulisannya juga pernah dibahas dalam event 39th Annual International Congress of the British Association of Paediatric Surgeons pada 22-24 Juli 1992 di Leeds, Inggris. Pembahasannya tak hanya seputar tata cara pelaksanaan sunat, tapi juga disertai dampak sosial ekonomi pada saat tradisi sunat dilakukan.

Rabu, 21 Desember 2011

9 Etika Penting yang Kini Sering Dilupakan


Kehidupan yang makin penuh tuntutan membuat gaya hidup manusia semakin berubah. Bahkan beberapa hal sederhana yang dulu penting kini sering dilupakan. Di tengah kesibukan dan nilai-nilai baru yang kita terima dari berbagai sumber, banyak hal kecil yang pelan-pelan ditinggalkan. Etika-etika ringan yang dulu penting, kini perlahan terlupakan atau bahkan sengaja disamarkan untuk kepentingan pribadi. Tentu saja Anda tak ingin dicap sebagai orang yang egois dan tidak peduli sekitar.

Jumat, 16 Desember 2011

Etika Minum Teh di Jepang

Thinkstock
Thinkstock

Ghiboo.com - Kebiasaan minum teh di Jepang merupakan ritual tradisional dalam menyajikan teh untuk tamu. Pada zaman dulu disebut chato atau cha no yu, kalau di luar ruangan disebut nodate.
Teh disiapkan secara khusus oleh orang yang mendalami seni upacara minum teh yang disebut Tea Master. Teh bukan cuma dituang dengan air panas dan diminum, tapi sebagai seni dalam arti luas. Dihidangkan dan dinikmati sekelompok tamu di ruangan khusus untuk minum teh yang disebut chashitsu.
Upacara minum teh mencerminkan kepribadian dan pengetahuan tuan rumah yang mencakup antara lain tujuan hidup, cara berpikir dan agama. Dalam menyajikan minuman, cangkir yang disediakan untuk tamu wanita dan pria juga berbeda. Tea Master, orang yang menyiapkan teh memberikan cangkir (yang sebenarnya mangkok) tidak sembarangan, namun sesuai "kepribadian" para tamu, biasanya para lelaki diberi cangkir yang simple, dan para wanita diberi cangkir bunga. Pada umumnya, upacara minum teh menggunakan teh bubuk matcha yang dibuat dari teh hijau yang digiling halus. Upacara minum teh menggunakan matcha disebut matchado, sedangkan bila menggunakan teh hijau jenis sencha disebut senchado.
Posisi dan teknis minum teh juga ada aturannya. Posisinya adalah seperti duduk di antara dua sujud pas sholat. Bagi yang tak terbiasa, ini adalah posisi yang tidak nyaman. Selain itu, sebelum menempelkan cangkir ke bibir, cangkir diletakkan di telapak tangan kiri dan tangan kanan harus memutar cangkir 180 derajat dalam tiga putaran! Jika lupa, ini dianggap sangat tidak sopan, dan tuan rumah akan sangat tersinggung. Karena gambar bunga-bunganya harus terlihat di depan sehingga tuan rumah mengetahui bahwa kita sangat menikmati teh tersebut.
So, jika Anda berkesempatan dijamu orang Jepang, maka tidak bingung harus bersikap seperti apa.

Sumber: http://id.berita.yahoo.com/etika-minum-teh-di-jepang-041216406.html